Friday, May 13, 2016

PENTINGNYA MANAJEMEN KINERJA DALAM PERUSAHAAN



 1.      Pengertian Manajamen Kinerja
Manajemen adalah Seni dalam menyelesaikan sesuatu melalui orang lain (Follet,1997). Sebuah proses yang dilakukan untuk mewujudkan tujuan organisasi melalui rangkaian kegiatan berupa perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian orang-orang serta sumber daya organisasi lainnya (Nickels, McHugh and McHugh ,1997). Manajemen adalah Seni atau proses dalam menyelesaikan sesuatu yang terkait dengan pencapaian tujuan (Ernie&Kurniawan, 2005).
Begitu pentingnya masalah kinerja pegawai ini, sehingga tidak salah bila inti pengelolaan sumber daya manusia adalah bagaimana mengelola kinerja SDM. Mengelola manusia dalam konteks organisasi berarti mengelola manusia agar dapat menghasilkan kinerja yang optimal bagi organisasi. Oleh karenanya kinerja pegawai ini perlu dikelola secara baik untuk mencapai tujuan organisasi, sehingga menjadi suatu konsep manajemen kinerja (performance management).
Manajemen kinerja adalah proses dimana eksekutif, manajer, dan supervisor bekerja untuk mengaitkan atau mensejajarkan tujuan karyawan dengan tujuan perusahaan (Dessler, 2005).
Arti dari manajemen kinerja meliputi : performance management dan managing employee performance. Selanjutnya definisi program manajemen kinerja meliputi: merencanakan, proses manajemen, dan produktivitas. Manajemen kinerja meliputi pengelolaan semua elemen proses organisasi yang mempengaruhi prestasi meliputi penetapan tujuan, seleksi & penempatan pekerja, penilaian, kompensasi, pelatihan, dan manajemen karir.

 https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgB2ict-DCkMY9lvvJI2nX98SXiHSDbMkxr4IPW1SzKiLYwCR4nHKZxflFlO3JsHCBEyUeJzrkKne84f2HvsnYmyp1rFMPZRyTUz43cJNNw087Zaf11K0bqXL6AGHiLW47osSAO0zbtNnc/s1600/Performance+Management+Consultant.jpg
2.      Ruang Lingkup Manajamen Kinerja
Ruang Lingkup Program Manajeman Kinerja terdiri dari beberapa elemen :
-       Teknologi (Peralatan, metode kerja)
-       Kualitas dari input (termasuk material
-       Kualitas lingkup fisik (keselamatan, kesehatan kerja)
-       Iklim dan budaya organisasi (termasuk supervisi dan kepemimpinan
-       Sistem kompensasi dan imbalan
Di dalam organisasi penting untuk menentapkan program manajemen kinerja, dimana program manajemen kinerja merupakan sebuah proses. Program manajemen kinerja pada dasarnya adalah sebuah proses dalam manjemen sumber daya manusia. Istilah “manajemen” dalam program tersebut mempunyai implikasi bahwa kegiatan tersebut harus dilaksanakan sebagai sebuah proses manajemen yang umum yang dimulai dengan penetapan tujuan dan sasaran dan diakhiri dengan evaluasi. Lima garis besar proses manajemen kinerja meliputi:

  • Merumuskan tanggung jawab dan tugas yang harus dicapai oleh seorang karyawan dan rumusan tesebut disepakati oleh atasan dan karyawan. 
  • Menyepakati sasaran kerja dalam bentuk hasil yang harus dicapai oleh karyawan untuk kurun waktu tertentu. 
  •  Melakukan monitoring, melakukan koreksi, memberikan kesempatan dan bantuan yang diperlukan oleh anak buah. 
  •  Menilai prestasi karyawan tersebut dengan cara membandingkan prestasi yang dicapai dengan standar atau tolak ukur yang telah ditetapkan dalam langkah yang pertama. 
  •  Memberikan umpan balik kepada karyawan yang dinilai tentan seluruh hasil penilaian yang dilakukan.


3.       Tujuan Manajemen Kinerja
Manajemen kinerja memliki tujuan/manfaat antara lain:
·         Meningkatkan prestasi kerja karyawan
·         Peningkatan yang terjadi pada prestasi karyawan
·         Merangsang minat dalam pengembangan pribadi
·     Membantu perusahaan untuk dapat menyusun progam pengembangan dan pelatihan karyawan yang lebih tepat guna
·         Menyediakan alat atau sarana untuk membandingkan prestasi kerja pegawai
·         Memberikan kesempatan pada pegawai untuk mengeluarkan perasaanya tentang pekerjaan
Sejumlah penyebab umum yang sering menimbulkan kegagalan dan harus dihindarkan dalam menerapkan manajemen kinerja disebutkan oleh Oliver (1985) yang dikutif oleh Dessler (2005) sebagai berikut:
·         Tidak adanya standar.
·         Standar yang relevan dan bersifat subyektif.
·         Standar yang tidak realistis.
·         Ukuran prestasi yang tidak tepat
·         Kesalahan penilai.
·         Pemberian umpan balik secara buruk.
·         Komunikasi yang negatif.
·         Kegagalan untuk memanfaatkan data hasil penilaian.

Disebutkan oleh Mathis (2005) bahwa sistem manajemen kinerja yang efektif meliputi:
·         Relevance
·         Sensitivity
·         Reliability
·         Acceptability
·         Practicality

Suatu perusahaan dibentuk untuk mencapai tujuan perusahaan. Pencapaian tujuan perusahaan menunjukkan hasil kerja/prestasi perusahaan dan menunjukkan kinerja perusahaan. Hasil kerja perusahaan diperoleh dari serangkaian aktivitas yang dijalankan. Aktivitas tersebut dapat berupa pengelolaan sumberdaya perusahaan maupun proses pelaksanaan kerja yang diperlukan untuk mencapai tujuan perusahaan.  Untuk menjamin agar  aktivitas tersebut dapat mencapai hasil yang diharapkan, diperlukan upaya manajemen dalam pelaksanaan aktivitasnya.
Dengan demikian, hakikat manajemen kinerja adalah bagaimana mengelola seluruh kegiatan organisasi untuk mencapai tujuan perusahaan yang telah ditetapkan sebelumnya.


Daftar Pustaka
Soeryant, Eddy. 2015. Penerapan Manajemen Kinerja Dengan Pendekatan Balanced Scorecard dalam Meningkatkan Akuntabilitas Pengelolaan Perguruan Tinggi. Dalam http://jurnal.unikom.ac.id/_s/data/jurnal/v06-n02/vol-6-artikel-1.pdf/pdf/vol-6-artikel-1.pdf diakses tanggal 14 May 2016 4.00 am
Suhartono, Iman. 2010. Manajemen Kinerja Pada Perusahaan Bisnis dari Manajemen Kinerja Tradisional ke Manajemen Kinerja Baru. Dalam www. jurnal.stieama.ac.id/index.php/ama/article/download/21/19 diakses tanggal 14 May 2016 4.00 am
Prasetyo, Herry. 2015. Manajemen Kinerja. Dalam http://hery15061993.blogspot.co.id/2015/03/manajemen-kinerja.html diakses tanggal 14 May 2016 4.18 am

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.